jejak wat maha that
travel date: 16 july 2013

"i believe in karma what you give is what you get returned
  i believe you can’t appreciate real love until you’ve been burned
  i believe the grass is no more greener on the other side
  i believe you don’t know what you’ve got until you say goodbye
"


#affirmation-savage garden 

so do i babang ganteng. rhe percaya klo perjalanan panjang dengan panas terik ke sini berbuah manis. sepanjang kemampuan tempat ini menyimpan sejarah masa lalu mereka, satu yang paling megah tersimpan di wat maha that. 

how to get there:
- dari wat lokaya suttharam keluar ke arah uthong road
- ikuti jalan sampai ketemu ayutthaya rajamangala university, belok ke kanan
- sampai ke ujung jalan sebenar na sudah termasuk kompleks candi, tapi untuk menemukan pintu masuk na kau harus memutar searah jarum jam. bagi pejalan kaki seperti na bisa langsung masuk di ujung jalan ini
- wat maha that merupakan lokasi yang banyak dikunjungi turis, jadi kau tinggal mengikuti arah keramaian atau turis lain yang akan ke sini

salah satu peningalan yang menarik kunjungan turis ke sini adalah patung buddha lilit. patung ini merupakan patung kepala buddha yang terlilit oleh akar pohon. kurang tau apakah memang patung ini hanya terdiri dari kepala na saja atau ada bagian badan yang bukan lagi terlilit akar tapi tertimbun tanah. tidak ada keterangan tentang itu. melihat pertumbuhan pohon yang melilit na, ada kemungkinan ntah berapa puluh tahun lagi patung ini akan hilang, ditelan akar yang selama ini melilit na. maka sempatkan waktu untuk melihat saat masih belum tertimbun akar sepenuh na.

masuk ke kompleks candi -sedang direnovasi di beberapa bagian saat itu- dikenakan tarif 50 ฿. -lagi lagi- memanfaatkan tampang yang kata na mirip dengan warga lokal, kami mencoba masuk tanpa bicara -ketauan ntar dari bahasa na klo ngomong-. dan hasil na... penjaga loket terkelabuhi. hehehe.... bebas masuk -walo baru bisa napas lega setelah jauh dari loket-. pufh...

di dalam konpleks ternyata suah ramai dengan pengunjung. beberapa guide menjelaskan sejarah candi ke rombongan yang menyewa mereka, sedangkan rhe cuma nguping selain membaca singkat papan yang ada di sana.
little stupa
wat maha that terletak di timur grand palace. candi ini adalah tempat ibadah yang paling disegani pada masa na karena relik buddha disimpan di chedi utama na. vihara ini juga pernah menjadi tempat berdiam leluhur agung.

cerita di ayutthaya mengisahkan chedi maha that sudah mulai dibangun pada masa pemerintahan phra bprpm rajathirat I (khun luang pha-ngua) tahun 1374 dan selesai pada masa pemerintahan raja ramasuan. pagoda utama sempat jatuh pada masa pemerintahan raja song tham dan diperbaiki kembali oleh raja prasat thong. vihara ini pernah dibakar dan dihancurkan pada akhir perang ayutthaya burma tahun 1767 dan menyisakan keruntuhan na.

pengunjung tidak akan langsung menemukan patung buddha lilit. pemandangan candi tua akan menghantar kita ke sana. sebuah candi yang miring -mungkin korban perang dengan burma atau karena bencana alam-, lapisan-lapisan dinding candi yang sebagian besar sudah runtuh dengan pahatan kisah yang sudah sulit dilihat karena dimakan usia. semakin ke arah luar semakin rusak. mungkin bagian dalam -yang pasti na mendekati bagian utama candi- sudah pernah dipugar.
buddha lilit
kontruksi utama candi terdiri dari batu bata, hanya arca na yang dipahat pada batu kali. tipe yang sama dengan kontruksi wat chai watthanaram. kami tiba di patung buddha lilit saat sepi pengunjung. berfoto di sini ada aturan na, kita tidak boleh lebih tinggi dari buddha. karena kepala buddha terletak tepat di atas tanah maka kita harus jongkok atau duduk jika ingin berfoto dengan na. ada petugas jaga yang senantiasa mengawasi pengunjung untuk menaati aturan tersebut. 

muncul rasa kasihan saat sekilas melihat kepala sang buddha, seakan melihat orang yang sedang berada di tali gantungan dan menunggu ajal. tapi jika dilihat dari dekat, kau akan menemukan ekspresi ketenangan seseorang yang siap menuju nirwana, tidak lagi peduli dengan kehidupan duniawi dan siksa neraka. jadi pengen menyentuh na untuk mendapat ketenangan yang sama. sayang ada pembatas untuk pengunjung di sekitar patung sehingga kita tidak bisa terlalu dekat, mungkin itu salah satu cara untuk menjaga keselamatan patung yang memang sudah sangat tua –dan mungkin renta-.
pilar
berkeliling di kawasan wat maha that di mana-mana isi na bangunan batu bata. ada salah satu pilar yang menarik perhatian. ga tau ini memang bentuk asli na yang masih bertahan hingga sekarang atau memang sudah dipugar untuk memberi gambaran ke pengunjung perkiraan kemegahan candi ini pada masa na. pilar ini masih berdiri tegak dengan ketingggian yang bisa dibilang sangat tinggi untuk masa dia dibangun, sementara tiang lain sudah hilang atau runtuh dan hanya meninggalkan sisa pondasi na saja. kami mengakhir kujungan sambil beristirahat sebentar di tepi danau samping komplek candi dengan kekaguman yang misterius, karena yang misterius inilah yang kadang menarik kita kembali ke sana bukan.
-***-
related posts: 
wat lokaya suttharam
travel date: 16 july 2013

"holding onto patience, wearing thin
  i can't force these eyes to see the end
  if only time flew like a dove
  well, we could watch it fly and just keep loking up"

#hallelujah-paramore

rasa na seneng banget akhir na bisa sampai ke tempat ini. selain memang karena kabar yang mengatakan ada na patung buddha tidur tertua, untuk mencapai lokasi na juga perlu perjuangan. bukan karena jarak tapi karena beberapa kali nyasar dan nyaris ngebatalin kunjungan ke destinasi ini. dan jalan terang selalu muncul setelah kami hampir menyerah, thanks god -nafas lega-.

how to get there:
- susur sungai chao phraya dari jembatan arah wat chai watthanaram
- belok ke kanan saat sungai mulai belok ke kiri. ada vihara di sebelah kanan jalan sebagai penanda na. jangan keliru dengan vihara ini dan jangan ragu masuk lebih dalam lagi walau terkesan jalan buntu
- wat lokaya suttharam berada di ujung jalan yang tampak na buntu ini

patung buddha tidur tertua di thailand ini menghadap ke barat dengan posisi kepala di utara. ketinggian na mencapai 8 meter dengan panjang 29 meter. tentu aja patung na sudah mulai lapuk di makan cuaca karena tidak ada pelindung selain selembar kain jingga yang menutup patung dari leher sampai mata kaki.

arsitektur dan desain wat lokaya suttharam mungkin dibuat pada masa awal keberadaan ayutthaya. perbaikan na dilaksanakan selama masa pemerintahan king narai. dari data yang ada, sosok penting di sini, sang buddha tidur terbuat dari batuan yang diberi pelapis. awal na banyak pilar disekitar na namun sekarang yang tersisa tinggal pondasi na. bentuk semula saat ditemukan tidak ada ornamen yang melapisi patung ini, namun selama perbaikan di tahun 1956 pelapis dari semua bagian patung mulai diberi ornamen dan dekorasi.

kepala patung bersandar pada teratai, bertolakan dengan bagian bawah na yaitu telapak kaki yang sejajar saling bersandar atas bawah. pada area di bawah kepala terdapat gold leaf yang bisa na menyertai sosok orang-orang berjasa atau orang suci. selain itu figure bunga dan daun tadi juga dimaksudkan untuk sesembahan dalam pemujaan.

saat sampai lokasi na sepi, tidak ada pengunjung selain kami, hanya ibu penjual bunga yang langsung menawari kami dagangan mereka. ada semacam altar kecil di depan patung sang buddha tidur. mungkin benar tempat ini masih aktif digunakan untuk pemujaan. tampak dari sisa dupa yang masih baru dan bunga-bunga segar yang ditinggalkan. seperti na tempat ini memang cocok untuk memanjatkan doa bagi mereka yang percaya, selain sepi juga sudah ada sejak dulu. ntah sudah berapa permohonan yang berhasil dikabulkan di sini.
patung buddha tidur
-***-
related posts:
-  full itinerary of this trip
previous: peninggalan di sekitar chao phraya
- next: wat maha that

sungai chao phraya
travel date: 16 july 2013

"since we connect behind closed doors  spark this fire even more
  no telling where we will be next
  surreneder to your rapture arrest
  lay your head, let the slumber float
  can't resist, that's why words were wrote"

#rapture-nadia ali

sangat menggairahkan menyusuri chao phraya, terutama karena kau bisa menemukan banyak peninggalan sejarah di sekitaran na. selain wat chai watthanaram, terdapat banyak candi dan vihara lain. salah satu yang cukup besar, menarik atau punya penanda khusus untuk rhe ingat seperti wat lot chong.
vihara kecil sebelum wat chai watthanaram
tempat ini tidak terlalu besar atau termasuk dalam daftar kunjungan. rhe sempat mampir karena di depan vihara ini terdapat swalayan kecil yang kebetulan menjual air. maklum cuaca di ayutthaya sangat panas plus harus ngegoes seharian membuat kami dehidrasi dan harus menemukan air dengan segera. penanda wat lot chong adalah patung besar yang ada di luar vihara.

selain vihara ini, salah satu yang menarik adalah wat kasattrathirat worawiharn. kami melihat na dalam perjalanan ke wat lokaya sutthanaram. vihara ini berada di seberang sungai chao phraya. jembatan untuk menyeberang sudah jauh di belakang dan rhe ga tau gimana cara untuk menyeberang sungai. karena na kami hanya bisa memandang tempat ini dari seberang sungai.
wat kasattrathirat worawiharn
tidak ada catanan kapan wat kasatthrathirat worawiharn dibangun. pasa saat perang, burma menggunakan vihara ini sebagai pusat militer untuk melakukan pengeboman melintasi sungai ke arah kota. selama perang tersebut lama kelamaan vihara ini hilang total sampai pangeran isranurak -sepupu king rama I- memperbaiki na dengan nama baru. mungkin ini alasan mengapa bangunan ini tampak baru dan indah.
chedi sri suriyothai di wat suan luang
tak kalah menarik dengan vihara di seberang sungai chao phraya, terdapat bangunan lain di tepi uthong road. bangunan yang dicat serba putih dan terletak di si suriyothai park ini merupakan salah satu bagian dari wat suan luang. tempat ini kata na digunakan sebagai tempat penyimpanan militer tapi masih belum jelas kebenaran na. dari bentuk na aja tempat ini bisa memanjakan mata, mungkin karena sesuai nama na yang bearti monastery of the royal garden. chedi di samping vihara yang terletak persis di sebrang jalan disebut sri suriyothai yang baru diperbaiki pada 1990. kota sepi ini rupa na ramai dengan peninggalan bersejarah.
-***-
related posts: 
travel date: 16 july 2013

how to get there:
- dari arah stasiun, lewati lingkar luar ayutthaya -benar benar melingkar- sampai ketemu sungai chao phraya
- seberangi sungai, belok ke kiri ke jalan masuk arah candi. wat chai watthanaram sudah terlihat dari seberang sungai sebelum kita menyeberang
- jika masih ragu ikuti petunjuk yang ada cz penanda arah di ayutthaya mayoritas menunjukkan arah ke candi

candi yang terletak di sebelah sungai chao phraya ini sangat impresif walaupun tampak kuno. maklum wat chai watthanaram didirikan pada tahun 1630. terbuat dari batu tua, candi ini tampak menampilkan beberapa reruntuhan. bukti usia tua bangunan ini juga terlihat dari patung yang ada, hanya beberapa patung yang masih utuh sedangkan yang lain na sudah kehilangan bagian tubuh na atau hilang sama sekali. candi utama setinggi 35 meter yang dikelilingi 4 candi kecil di level yang sama. 

wat chai watthanaram dibangun oleh raja prasat thong sebagai candi pertama masa pemerintahan na. bangunan ini didirikan untuk mengenang ibu na yang lahir di daerah ini. jasad sang ibu juga dimakamkan di lokasi ini. arti nama wat chai watthanaram adalah the temple of long reign and glorious area. sebenar na terdapat beberapa jalan masuk ke candi utama, tapi saat ini hanya terdapat sisa pondasi dinding pembatas na sehingga kita bisa masuk dari semua penjuru. sebagai interior dinding terdapat lukisan tangan, tapi karena usia maka yang tersisa tinggal relief. 

saat terjadi perang dengan burma, marak pencurian batuan dan patung buddha sehingga departemen seni thailand harus membangun na kembali di tahun 1987 dan sebelum dibuka untuk umum pada tahun 1992.

wat chai watthanaram
pengunjung dikenakan biaya 50 ฿ untuk sekali masuk. tapi jika cukup beruntung dianggap sebagai warga lokal, maka kita bisa masuk gtartis :D. ntah masih pagi atau karena alasan lain, lokasi ini sepi pengunjung. suasana magis dan sepi inilah yang membuat kami ingin cepat-cepat beranjak ke detinasi selanjut na.
-***-
related posts:
-  full itinerary of this trip
previous: ayutthaya sebagai sebuah kota tua
- next: peninggalan di sekitar chao phraya
ayutthaya railway station
travel date: 16 july 2013

"i really wanna love somebody
  i really wanna dance the night away
  i know we're only half way there
  but you can take me all the way

  you can take me all the way"

#love somebody-maroon 5


apa yang kau inginkan ketika mendengar lagu ini? klo rhe sih cuma pengen lari kenceng-kenceng di jalanan yang lengang, tau klo rhe akan mencapai sesuatu yang mungkin masih terlalu jauh sehingga rhe harus lari lebih kenceng lagi. dan lagu ini sangat cocok didengerin di ayutthaya. kenapa? cz di sini jalanan na luas dan lengang, pas buat lari-lari. hehehe....

tapi karena seperti na capek klo memutari kota tua ini seharian dengan lari -apa lagi setelah perjalanan semaleman di kereta yang kurang gerak- maka kami -lagi lagi- memutuskan untuk menyewa sepeda (40 ฿). penyewaan sepeda ada tepat di depan stasiun ayutthaya. sewa na lebih murah dari chiang mai memang, tapi kondisi sepeda na juga ga sebaik di chiang mai. tarif itu pun hanya untuk setengah hari, dari pagi sampai pukul 6 sore. hanya saja pemilik na cukup mengerti wisata lokal. bahkan tanpa itin yang fix kami dibantu untuk menentukan tempat-tempat yang wajib dan bisa dikunjungi dalam waktu setengah hari karena kami harus ngejar kereta ke bangkok sore nanti.

rute yang kami pilih adalah mengelilingi kota dari lingkar luar na ke destinasi terjauh, kemudian dilanjutkan satu per satu mendekati pusat kota di stasiun. jalanan ayutthaya sangat cocok untuk ngegoes cz bisa dikatakan lengang dengan infrastruktur yang baik. volume kendaraan dengan kapasitas jalan belum berbanding terbalik sehingga aman untuk pengguna sepeda -jalanan na luas abis-, kau ga perlu khawatir akan diklakson pengguna kendaraan bermotor karena menghalangi jalan. di sini masih banyak ruang tersisa di jalanan.
another cycling
trip singkat di ayutthaya merupakan perjalanan untuk menyaksikan reruntuhan kerajaan ayutthaya yang juga termasuk dalam UNESCO world heritage. pada tahun 1700an ayutthaya menjadi kota terbesar di dunia dengan total penduduk 1 juta jiwa. kerajaan ini dulu na berideologi hindu dan buddha. dalam kepercayaan hindu, raja dianggap sebagai penjelamaan dewa wisnu sang pelindung. sedangkan dalam ajaran buddha, raja dipercaya sebagai penegak kebenaran yang memastikan pengikut buddha bertanggung jawab dengan dharma. karena kepercayaan inilah maka di raja di sini mempunyai kekuasaan absolut, sampai gelar raja pun menggambarkan kedua kepercayaan tersebut. sedangkan pembangunan candi dan patung buddha menyimbolkan pedamaian dan kemakmuran pada masa pemerintahan raja tertentu.

peninggalan candi dan patung buddha masih banyak terdapat di seputaran ayutthaya walaupun kondisi na sudah tidak sebagus awal na. selain karena pengaruh waktu, serangan burma juga mempengaruhi kelangsungan peninggalan candi-candi yang ada. sebagian masih utuh, tapi banyak juga yang sudah kehilangan bentuk asli na. saat na berkeliling untuk melihat peninggalan-peninggalan ini.
roti sai mai
nb: sepanjang perjalanan banyak dijumpai penjual roti sai mai, harga na tergantung ukuran. isi na terdiri dari gulali serupa rambut nenek yang dimakan dengan semacam crepes basah -rhe baru tau cara makan na setelah pulang, ternyata gulali na ditaroh di dalam crepes trus digulung mirip kebab-. cemilan yang manis :)
-***-
related posts: 
we travel, some of us forever, to seek other states, other lives, other souls #anais_nin

travel date: 15 july 2013
website: http://www.thailandtrainticket.com/

masih banyak yang ingin kami kunjungi di old city. tapi keterbatasan waktulah yang membuat kami akhir na melangkah dengan berat ke chiang mai station untuk mengakhiri petualangan kami di sini. ayutthaya membayang dalam next destination

how to get there:
- karena menggunakan songtheaw ke stasiun perlu ganti beberapa kali, maka kami skip cara ini
- mengggunakan tuk-tuk -kendaraan semacam becak bermotor- dengan tarif yang bisa ditawar. tarif dari chiang mai white house ke stasiun sekitar 100 ฿.

perjalanan dari penginapan ke stasiun melewati spot yang belum kami kunjungi di luar old city. ternyata banyak banget bangunan menarik di luar na, mulai dari gereja, taman kota, pasar tradisional bahkan yang paling menarik keinginan untuk nyuruh bapak tuk-tuk na berhenti adalah pasar jajanan -semacam jajaran jajanan di senen yang buka dari sore sampai pagi hari-. 

pengguna kereta kebanyakan seperti na adalah turis asing. kami bersama beberapa backpacker lain menunggu kedatangan kereta ke ayutthaya. berbeda dengan pembelian tiket kereta di indonesia yang harus dipesan jauh-jauh hari, di sini tiket bisa dibeli on the spot. mungkin karena pengguna kereta yang terlalu banyak.

tiket kereta langsung kami beli begitu sampai, kami mendapatkan tiket express train no 52 seharga 406 ฿ -lebih murah 150 ฿ dari harga yang tercantum di web- yang berangkat pukul 17.30 -nunggu 1,5 jam-. so... better beli langsung daripada melakukan pembelian via website. tapi klo mo cari aman pasti dapat kereta, silahkan saja membeli na melalui website.
ujung rel
kereta yang kami naiki memang bukan first class tapi cukup nyaman. kereta na adalah kereta kayu dengan bangku terbuat dari kulit imitasi yang bisa disetting posisi na -thanks untk biksu sebelah yang udah ngebantuin-. dengan ukuran tubuh semacam rhe, lumayan nyaman untuk tidur semalaman di perjalanan -lebih nyaman dari kereta kelas bisnis di indonesia-. 

yang membuat kereta ini berbeda adalah jendela na. tidak seperti jendela kaca pada kereta umum na, jendela kereta ini terbuat dari kayu, semacam jendela di ruang kelas bangunan belanda. ada 2 macam jendela yang bisa kita pilih, kayu yang sepenuh na menutup jendela atau model semacam nako yang masih menyisakan celah untuk udara masuk. suka ma kereta na. menyisakan kenangan masa lalu, sisi lain modernitas yang telah kami lihat sebelum na di bangkok ada di sini, di bagian utara thailand yang sebentar lagi kami tinggalkan.
next harus bisa liat panda
nb: dalam perjalanan chiang mai-ayutthaya, lintasan kereta sempat melewati hutan dengan semacam kuil di atas perbukitan. suasana na sangat berasa hutan dengan kicauanburung di kejauhan. kurang tau apa nama tempat na, tapi next yakin rhe mau banget diajak ke sana.
-***-
related posts:
-  full itinerary of this trip
previous: wat phra singh
- next: ayutthaya sebagai sebuah kota tua
wat phra singh

travel date: 15 july 2013

"i only miss you when i'm breathing
  i only need you when my heart is beating
  you are the color that i'm bleeding
  i only miss you when i'm breathing"

#breathing-jason derulo

yes, i miss you in this place, wat phra singh, yang merupakan kompleks candi terbesar kedua di old city. berbeda dengan wat chedi luang yang menyajikan keanggunan, wat phra singh menyediakan keteduhan. mungkin efek komplek taman di dalam na yang terdiri dari pohon-pohon tinggi. cocok untuk mengistarahatkan kaki yang lelah ngegoes dan sejenak mengambil nafas.

wat phra singh dibangun pada tahun 1345, tempat emerald buddha berada sebelum dipindahkan ke wat chedi luang dan sekarang berada di grand palace, bangkok. sedangkan penamaan na dilakukan pada tahun 1367 dengan phra singh yang bearti lion buddhacandi ini pernah runtuh pada abad ke 18 namun direstorasi pada awal 1900an. 
patung buddha
bangunan paling besar di sini adalah vihara luang sebagai tempat doa utama. bentuk bangunan na serupa dengan vihara kebanyakan di old city, beratap merah dan pilar penyangga putih. di dalam na terdapat patung buddha dengan posisi duduk berlapis emas dan tembaga. 
stupa di samping taman
di samping vihara utama terdapat perpustakaan. jangan bayangkan perpustakaan yang kaku, di sini bangunan perpustakanan na mirip dengan bangunan vihara -hanya saja bangunan na lebih kecil-, juga beratap merah dan ornamen naga yang menjaga tangga masuk na. di belakang perpustakaan terdapat terdapat taman. di samping taman inilah terdapat chedi dengan lanna style bewarna putih. 

di antara vihara utama dan chedi terdapat bangunan lagi seperti vihara dengan ukuran lebih kecil. vihara kecil yang beratap hitam dan dinding mayoritas terbuat dari kayu ini disebut vihara lai kham. yang menarik di dalam vihara lai kham terdapat 7 "biksu" yang duduk di altar na. jika para "biksu" ini di tempatkan di posisi normal, rhe mungkin akan mengira na sebagai biksu sungguhan yang sedang berdoa. tapi karena mereka duduk di altar, maka timbul pertanyaan, sebenar na mereka itu apa?
biksu di vihara lai kham
melihat mereka dari dekat, rhe sangat kagum dengan pembuat na. patung-patung lilin ini sangat nyata menyerupai asli na. mulai dari ukuran, ekspresi, kerutan sampai pada bintik-bintik coklat yang biasa na muncul di kulit lansia. sempurna. tinggal dikasih nafas roh aja seakan mereka bisa berdiri dan berjalan turun dari altar -kenapa malah jadi horor ya?-. apapun itu, karya ini mengagumkan. di tambah lagi diletakkan di bangunan dengan ornamen yang membuat aura patung-patung ini memancarkan sosok asli na. saking kagum na dengan patung lilin ini, rhe ga terlalu memperhatikan patung buddha yang ada di dalam na :D
patung lilin
-***-
related posts: 




wat chedi luang
travel date: 15 july 2013

"but i do it for love, waiting on the gold rush
  keep it on the edge, smoking on a roll up
  when i see my friends, all they say is hold up
  and remember the time"

#gold rush-ed sheeran

memotret masa di wat chedi luang, seakan melihat kembali kejayaan na melalui stupa terbesar di old city ini. nama na sendiri mengandung arti temple of the big stupa. walau sebagian bangunan na telah runtuh karena gempa, keanggunan na masih tetap terlihat. chedi luang juga menyimpan sejarah sebagai tempat ada na emerald buddha yang sekarang dipindahkan ke grand palace, bangkok.

pembangunan wat chedi luang dimulai dari tahun 1391 sampai dengan 1475. tinggi bangunan awal na adalah 84 m dengan diameter 54 m -kebayang kan seberapa gede na :o-, tapi saat ini tinggi na hanya 60 m karena runtuh akibat gempa pada tahun 1545 -dan tetap merupakan stupa tertinggi di chiang mai-. selain karena gempa, catatan sejarah menceritakan keruntuhan na disebabkan oleh ledakan selama perebutan kembali chiang mai dari burma -sekarang myanmar-.
restorasi patung gajah
restorasi tempat ini didanai oleh unesco dan pemerintah jepang. selama restorasi muncul elemen baru dari thailand tengah -bukan lanna style- seperti desain naga dan ceruk tempat patung buddha berada. di bagian selatan candi terdapat patung gajah yang terbuat dari semen. tapi restorasi ini terhenti saat tidak ada yang tau bagaimana bentuk asal bangunan ini. dalam perkembangan na, dibangun  juga beberapa vihara di kompleks wat chedi luang yaitu wat ho tham dan wat suk min.
wat ho tham
wat ho tham merupakan vihara pertama yang kita temui begitu masuk ke kompleks wat chedi luang. dibangun pada tahun 1928, bewarna putih dengan atap merah berornamen emas. di dalam na terdapat patung utama buddha yang disebut phra chao attarot dengan posisi berdiri dan telapak tangan kanan terbuka ke depan -abhaya mudra-
phra chao attarot
abhaya mudra merupakan posisi yang menyimbolkan perlindungan dan penentram yang menghilangkan ketakutan. posisi ini berbeda dengan buddha di wat chedi luang yang semua na duduk bersila.

selain dekorasi na, bagian dalam vihara ini juga bernuansa emas kekuningan mulai dari lampu sampai lantai na. bagian menarik adalah kotak donasi yang disediakan di sini. tidak seperti kotak donasi di wat phra thart, di sini kotak donasi yang disediakan berbentuk mini biksu membawa mangkuk sedekah. seakan dengan memasukkan koin ke dalam na, kepala biksu yang tersenyum cerah akan bergoyang mengucapkan terima kasih -ngayal-. so cute... 
donasikan ke biksu
di bagian selatan kompleks terdapat salah satu vihara lagi, wat suk min. vihara ini dibangun dengan ornamen kayu bewarna hitam. untuk masuk ke dalam na terdapat tangga yang dijaga oleh naga.
wat suk min
salah satu yang tidak boleh kelewatan adalah patung buddha tidur yang merupakan posisi paling populer karena dipercaya sebagai posisi buddha saat wafat. patung ini terdapat di sebelah barat wat chedi luang berdampingan dengan sebuah patung buddha lain dengan posisi duduk. kurang tau apakah ini termasuk lokasi sembahyang atau tidak karena tidak sempat melihat ada yang bersembahyang di sini, tapi terdapat persembahan juga.
bersama sang buddha tidur
-***-
related posts:
-  full itinerary of this trip
previous: pengganjal perut untuk ngegoes
- next: wat phra singh
NewerStories OlderStories Home