passeren brug
"ada yang belum pernah ke pasar baru?"

retorik memang. tapi itulah pertanyaan pertama yang dilontarkan mas canda pemandu kami dari @JKTGoodGuide. sebuah sentilan yang menjadi pembuka perjalanan kami menjelajahi sisa masa lalu. seakan bunyi click pada lubang kunci di pintu waktu, memindahkan jakarta sebentar ke masa pemerintahan belanda, saat masih disebut batavia.

sejarah bagi beberapa orang memang menjadi momok dalam pelajaran sekolah. aku salah satunya, yang tidak pernah memiliki nilai aman untuk mata pelajaran ini. tapi mengintip sejarah yang dikemas dalam sebuah perjalanan, itu soal lain. mungkin karena mayoritas orang adalah makhluk visual yang lebih mudah memahami sesuatu dengan melihat langsung.

dimulai dari stasiun juanda yang semula berada di rijken weg -kawasan pemukiman orang kaya- menuju ke welrevreden -kawasan pemukiman di luar batavia-. bangunan pertama yang kami kunjungi di seberang kanal pasar baru adalah sekolah santa ursula yang dikhususkan untuk pelajar perempuan. merupakan yayasan katolik yang diinisiasi oleh biarawati dari belanda sampai akhirnya mengkhususkan diri pada pendidikan dan menjadi sekolah puteri.
atap lengkung gedung filateli, ciri khas bangunan belanda
di sebelah santa ursula terdapat kantor pos lama yang saat ini digunakan sebagai gedung filateli jakarta. walaupun bewarna oranye yang merupakan warna khas kantor pos indonesia, gedung ini tidak kehilangan arsitektur gaya belandanya: berlantai dan beratap tinggi. lantai yang dilapisi pasir setinggi 1,5 m ini bertujuan untuk mengantisipasi air yang masuk ke gedung jika terjadi banjir. sedangkan atap yang tinggi bertujuan untuk memberikan sirkulasi udara yang baik mengingat cuaca batavia yang panas. ternyata dari jaman belanda sampai sekarang jakarta belum juga berubah ya, tetap panas!
mas canda dari JGG yang tetap semangat di tengah panasnya jakarta
selain stuktur bangunan, desain kaca patri yang bergaya art deco juga menjadi salah satu ciri khas bangunan belanda. ciri khas ini tidak muncul di gedung kesenian jakarta yang berada di kawasan yang sama. gedung ini sudah beberapa kali mengalami perombakan dan menjadi saksi banyak peristiwa sejarah. semula digunakan sebagai gedung dansa sebelum dirombak menjadi gedung komedi sampai akhirnya digunakan sebagai gedung teater dengan gaya bangunan neo yunani.  
schouwburg weltevreden
melintas ke arah pasar baru tampaklah salah satu gedung sejarah yang mempunyai peran penting untuk indonesia, gedung berita antara. kantor berita inilah yang menjadi sarana adam malik mengudarakan kemerdekaan indonesia kepada dunia. untuk mengenang sejarah ini, kantor berita antara dijadikan cagar budaya yang di dalamnya menyimpan beberapa koleksi sejarah baik tentang proklamasi maupun jurnalistik.
gedung antara
diorama proklamasi
mesin tulis kuno
remember!
sejarah itu penting dan tak akan bisa hilang. sebuah tulisan di dinding yang membuatku ingin terus mengikuti perjalanan menembus lorong waktu ini. berkunjung ke rumah mayor yang sayangnya tidak sama dengan kantor berita antara yang dilindungi sebagai cagar budaya. rumah orang tionghoa dengan kedudukan tertinggi pada masanya ini tampak tidak terurus dan mulai dimakan waktu serta perkembangan daerah sekitar. 

pekembangan ini bisa dilihat dari banyaknya bangunan baru di sepanjang area pasar baru salah satunya toko sepatu sin lie seng. meskipun terlihat baru tapi toko sepatu ini merupakan salah satu toko yang bertahan dengan menggunakan nama aslinya walaupun penggunaan nama tionghoa dilarang selama masa orde baru dan baru mulai kembali dibebaskan pada masa pemerintahan gus dur, salut.
yang masih bertahan dengan nama aslinya
menyusuri pasar baru belum sah kalau belum sampai ke gang-gang kecilnya. berusaha menyeimbangi konsep yin yang, pasti akan ada klenteng di sekitaran pasar yang mayoritas dihuni oleh kaum tioanghoa. walaupun pada dasarnya kawasan ini adalah kawasan india, tapi gelojak perekomonian juga mengundang etnis tionghoa untuk menjalankan roda perdagangan. peninggalan budaya tioanghoa ini adalah adanya kuil hok tek bio yang memuja dewa pedagang dan kuil sio tek bio yang memuja dewi kwan im.
kuil hok tek bio
candles
kuil kwan im
dewakah?
menyusuri jalan-jalan sempit ini sampailah kami ke gang kelinci dengan wangi menguar dari warung bakminya. sayang mas canda tidak menjadwalkan kunjungan ke sini. padahal perut sudah keroncongan minta diisi sebelum ke salah satu destinasi religi yang lain, gereja pniel. gereja ini merupakan gereja protestan yang lebih dikenal dengan gereja ayam. simbol ayam bisa dilihat di bagian atas gereja yang berasal dari cerita injil tentang petrus yang menyangkal sebagai pengikut yesus sebayak 3 kali sebelum ayam berkokok menadakan munculnya matahari.
gereja pniel
gereja ayam
dan dikunjungan terakhir ini, seakan memperdengarkan kokok ayam dari bagian telinga yang lain. tampaknya kami diingatkan untuk kembali ke realita. bahwa ini adalah jakarta menjelang malam, bukan lagi batavia di jaman pemerintahan belanda. siap dengan kemacetan dan perut yang lapar. sebuah akhir yang kenyang dengan pengalaman tapi keroncongan pada kenyataan. 

siapkan space untuk perutmu karena selanjutnya adalah perjalanan untuk memuaskan perut :) -***-
spot andalan
website: http://www.dusunbambu.com/

"don't you dare go runnin' down my little town where i grew up
  and i won't cuss your city lights
  if you ain't ever took a ride around
  and cruised right through the heart of my town

  anything you say would be a lie"

#where i come from-montgomery gentry

ibukota merupakan tempat yang selalu menuntut kemampuan survival sampai saat na datang kesempatan untuk sejenak melarikan diri menghindari hiruk pikuk na jakarta. kali ini ngabur ke bandung yang akses na gampang. tapi apa daya, ternyata banyak orang berpikiran sama dan yang ada adalah padat na ibu kota dipindahkan ke sebuah dusun di utara bandng, dusun bambu.
entrance
how to get there:
- naik primajasa (75rb) dari pool cililitan-bandung turun di terminal leuwi panjang
- naik angkot kuning leuwi panjang-kalapa (4rb), ada di dalam terminal setelah perhentian bus primajasa
- naik angkot ijo kalapa-ledeng (5rb) turun di seberang sebelum angkot masuk ke terminal
- dari seberang terminal ledeng naik l300 turun di cmc, lanjut jalan kaki sekitar 500 meter sampai ke lokasi

ribet memang kalo pake angkutan umum. di sinilah koneksi memainkan peran. 6 tahun ga ketemu dengan salah satu penghuni bandung ini ternyata ga mengubah apapun, pangeran -uhuk- bermotor yang sangat mempermudah one day trip kali ini -thanks a lot cus, untung nomor kau ga ganti- :). jadilah skip rute angkot, cukup mpe meeting point di cicaheum, selebih na ditemein cus pake motor -tetep ke arah ledeng dulu-. pertigaan setelah terminal belok kiri ke arah kampung daun. ikuti jalan sampai ada pertigaan lagi setelah curug, belok ke kanan ke jalanan nanjak. jalan masuk dusun bambu ada di sebelah kanan sekitar 1 km dari pertigaan terakhir.
must read
untuk masuk ke lokasi seluas 15 hektar yang berada di kaki gunung burangrang ini pengunjung dikenakan tarif 30 ribu dan ongkos parkir yang langsung dibayar di depan. tiket masuk ini bisa ditukar dengan sebotol air mineral. better manfaatkan fasilitas na karena di dalam nanti dilarang membawa dan mengkonsumsi makanan dan minuman dari luar. bagi yang melanggar dikenakan denda 250 ribu.
bamboo path
nama dusun bambu seperti na diambil dari bentuk ekowisata yang berupa konservasi bambu ini. belajar dari kesuksesan kampung daun, pengelola dusun bambu juga mengangkat konsep yang mengedepankan keindahan alam hijau. selain itu konsep dari ekowisata ini juga terdiri dari edukasi, ekonomi, etnologi, etika dan estetika yang mengusung kekayaan budaya tradisional. budaya tradisi dapat dilihat dari penamaan fasilitas yang ada seperti burangrang cafe, purbasari restaurant, lutung kasarung, kampung layung, sayang heulang, pasar khatulistiwa, balad lodaya dan tegal pangulian.

incaran pertama adalah lutung kasarung yang merupakan tempat makan yang berada di atas pohon dan berbentuk semacam sarang. jalur yang menghubungkan sarang yang satu dengan yang lain menjadi pemandangan tersendiri. sayang na kami datang di musim liburan yang membuat jalur ini padat pengunjung -senggol sana senggol sini-, susah lewat na. ga sempet menikmati makan di dalam na karena semua sarang sudah terisi. ntah seperti apa sajian masakan di sini. apakah memang menjual rasa atau hanya menjual pesona tempat na saja.
lutung kasarung
lanjut di sebelah lutung kasarung terdapat pasar khatulistiwa yang menjual berbagai hasil bumi, camilan dan souvenir dusun bambu. untuk belanja di dalam na pengunjung perlu menukarkan uang dengan koin yang bisa digunakan untuk belanja di dalam na. pasar ini dihubungkan ke cafe burangrang dengan semacam kanopi. di bawah kanopi disajikan pertunjukan kesenian sunda. jika malam menjelang ditengah na dinyalakan api unggun yang sekaligus menjadi titik kumpul pengunjung. cafe burangrang terlihat mahal buat budget one day trip kali ini dan kami pun memilih menghabiskan waktu di semacam kolam yang ada di sana.
senang-senang pun butuh ngantri
kolam ini juga menjadi salah satu atraksi wisata, bisa canoeing atau main bola air. apakah rhe mencoba kedua aktivitas itu? tentu tidak. kali ini bukan karena mahal na tapi karena antrian na. ntah orang segitu penasaran na dengan kolam ini atau aktivitas canoeing yang tampak seperti na menyenangkan? pasti na keramaian ini berhasil menarik pengunjung lain sampai akhir na terbentuk antrian. jika dilihat sekilas tampak na penumpang kano tidak dilengkapi dengan safety yang memadai, tidak ada life jacket atau perlengkapan pengaman lain. mengingat padat na pengunjung pengelola perlu memperhatikan keselamatan mereka.
owner refugees
baru sempat berpikir seperti itu tiba-tiba dari arah panggung di sebelah kolam yang memang menjadi spot utama mengabadikan moment kunjungan di dusun bambu terdengar teriakan kemudian trus ngakak. ternyata ada salah satu pengunjung cowo' -yang ntah gimana heboh pose na- kecemplung ke kolam. pas liat dia bisa berdiri akhir na ketauan juga ternyata tu kolam dangkal. kedalaman na sekitar 1 meter. okay, aman main di samping kolam.

paddy
sebenar na di samping cafe burangrang dan di atas lutung kasarung terdapat camping ground. jelas ngecamp di sini walau fasilitas na semacam hotel berbintang tapi ga akan sama dengan ngecamp di alam bebas di bawah ratusan bintang -padahal alasan na adalah tarif ngecamp yang tidak masuk akal untuk dompet rhe :D-. 

untuk ngecamp: ngga', untuk makan: boleh, untuk belanja: mahal, untuk nongkrong sambil tertawa riang: ok. sayang na cuma satu, kami datang di saat padat pengunjung jadi kurang bisa menikmati lokasi ini dengan maksimal. crowded. 
-***-
related posts: 
- previous: -
kopi ireng
location: jl bukit pakat timur ciburial no 1, bandung
website: http://www.kopiireng.com/ 

rhe terlalu berharap banyak saat datang ke kedai kopi ireng. kedai kopi yang mengatakan 'hadir untuk memuaskan dahaga para 'maniak' kopi yang menjunjung tinggi orisinalitas dan cita rasa ramuan kopi' jelas membuat rhe penasaran untuk mencoba na. incaran kunjungan ke bandung kali ini sebenar na ada 2: selasar sunaryo dan kopi ireng. tapi karena kami terlalu malam naik ke dago pakar maka hanya satu tempat yang bisa didatangi.
joglo kopi
melihat settingan tempat tampak na lokasi ini menarik untuk ajang kumpul atau sekedar duduk-duduk ngobrol sambil menikmati pemandangan malam. ntah jika siang hari apakah akan menghadirkan suasana yang sama -atau justru perabotan na malah tampak usang di cahaya siang-. memang salah satu plus point di sini adalah city light yang bisa dinikmati dari kedai sambil menikmati secangkir kopi di sejuk na udara malam dago pakar.
bintang di bumi
melihat menu yang ada dan varian kopi item na seperti kebanyakan kedai kopi lain akhir na memutuskan untuk mencoba kopi klothok. kesalahan dimulai dari sini, tidak bertanya ke pelayan apa itu kopi klothok. pas datang yang tersaji adalah secangkir kopi hitam beraroma rempah dengan sachet gula sebagai pelengkap na. ternyata rasa na...
kopi klotok
super duper manis -langsung pengen tuangin beer biar ada pahit na dikit-. jelas kecewa karena berpikir akan mendapat kopi hitam yang belum dicampur gula -mengingat ada tambahan 1 sachet gula-. tapi nyata na yang ada adalah kopi yang sudah terlanjur manis. rhe adalah pengemar kopi pahit, jelas kecewa dengan rasa kopi manis ini. berusaha minta tukar ke pelayan untuk mengganti dengan yang ga manis ternyata ga bisa karena yang dimaksud kopi klothok di sini adalah kopi hitam yang dicampur dengan bandrek. sedangkan bandrek na sendiri sudah dibuat manis sehingga mau ga mau rasa kopi klothok ya, manis -my bad-. yang jelas rhe ga ngerasa puas dengan sajian yang ada. sepiring pisang goreng pun ga berhasil mengembalikan penilaian rhe.
bulan di langit
setidak na pemandangan dan kesejukan udara malam sedikit meredam na. bulan yang mengintip tipis di langit malam menghadirkan suasana melankolis seakan berada di teras rumah. ya, bandung memang selalu hommies seperti apapun pengalaman yang ada di kota ini -termasuk ga enak na rasa kopi :D-
-***-
related posts: 
- previous: dendeng batokok
bus transnasional
travel date: 18 january 2014

kedatangan bus transnasional yang akan membawa kami selama 2,5 jam ke melaka seakan menjadi penyelamat kami dari sumpek na suasana LCCT. inilah satu-satu na bus yang bisa menuju melaka langsung dari lcct. fasilitas na cukup baik -dibuktikan kami bisa tidur nyaman di dalam na- tapi kalo mau yang lebih baik lagi bisa ke kl central. di sana banyak pilihan bus dan waktu keberangkatan -cuma harus naik bus dulu dari lcct ke kl central-. malas bolak-balik, kami memilih menggunakan bus transnasional (24 RM).

sedikit drama saat menunggu bus ini. bus yang dijadwalkan berangkat jam 7.30 tak kunjung datang saat kami menunggu di pangkalan. ada yang bilang untuk naik bus harus membeli tiket yang ada di dalam pintu kedatangan penerbangan nternasional -yang kami ga bisa masuk lagi karena sudah keluar-. keliling bandara untuk cari penjual tiket na di jam yang harus na sudah menjadi kedatangan bus. pas balik bus na memang udah ada tapi tak kunjung dibuka. ternyata kami salah mensetting waktu ke waktu setempat. ada 3 penunjuk waktu yang ketiga-tiga na beda, 1 waktu indonesia, 1 waktu malaysia, 1 lagi ternyata udah waktu malaysia tapi ditambah lagi 1 jam. setelah berdebat akhir na kami mempercayai waktu ketiga, jadilah waktu kami kecepetan 1 jam. pantesan bus na lama dateng n lama berangkat. 

anyway, pemandangan ke melaka lumayan bisa dinikmati. sayang na kami lebih memilih tidur karena sebelum na tidak mendapatkan lokasi istirahat yang layak di lcct. btw, tiket na ternyata ga cuma bisa dibeli di pintu kedatangan tapi langsung di dalam bus.
-***-
related posts: 
previous: LCCT
- next: red square
ngemper
travel date: 18 january 2014

low cost carrier terminal (LCCT) adalah bandara di kuala lumpur yang digunakan untuk terminal barang sekaligus terminal untuk penerbangan murah. bisa dibilang juga di sini adalah bandara na air asia. selain karena maskapai ini milik malaysia, counter na hampir menguasai 90% bandara -saat penerbangan balik kami sempat kesulitan menemukan counter check in tiger air-.

antrian imigrasi
berada di lcct bukan suatu pengalaman menyenangkan. pertama, petugas imigrasi yang under estimate terhadap perempuan indonesia, tampang na congkak banget -pengen digebuk- seakan menganggap semua wni adalah tki yang berhak mereka perlakukan semena-mena. kedua keadaan bandara ini, jauh dari bersih. toilet na bau, tempat duduk na -kalo ada- kotor, drinking water na keruh. ketiga, mungkin karena lcct adalah terminal barang maka fasilitas tempat duduk na kurang. jadi ruang kosong yang ada dijadikan tempat lesehan atau rebahan. kebetulan kami sampai dini hari sehingga harus menunggu pagi saat jadwal bus pertama ke malaka.
di sini air mahal
menunggu itu melelahkan. bukan karena menunggu na tapi karena lokasi menunggu na. saat kami sempat memilih untuk menunggu di salah satu gerai franchise ayam internasional saja kondisi na memprihatinkan. nunggu di luar bandara digigitin nyamuk, di dalam bandara penuh pemandangan jorok yang menyiksa mata. antara bingung ini bandara internasional atau lokasi pengungsian? sangat tidak manusiawi.
saat kantuk sudah tak tertahan lagi
mungkin rhe bukan traveler sebenar na, ga siap menghadapi perlakuan dan pemandangan tidak menyenangkan ini. memang ga semua hal sesuai dengan yang kita inginkan. siapkan mental untuk hal-hal demikian. moga perjalanan selanjut na ga seburuk gerbang masuk negara ini.
-***-
related posts: 
penghuni tetap kota melaka
travel date: 18-20 januari 2014 (3 days)

banyak tempat -terutama tempat makan- yang pengen rhe kunjungi di malay. apa daya, waktu ngabur sangat terbatas. maklum, ini bukan cuti tapi rehat sejenak dari kepadatan job akhir taon :D

so, this our itinerary

day 1 (melaka)
- arrival at LCCT
- jump to melaka by bus transnasional
red square
bukit st. paul
benteng a famosa
- wisata berbayar: menara taming sari, museum maritim, river cruise
- bukit cina
- sate celup kuliner khas melaka
- jonker walk
- sleeping beauty at roof top guest house

day 2 (melaka-kuala lumpur)
- melaka river
- jump to kuala lumpur
- batu cave
- petronas
- petaling street

day 3 (kuala lumpur)
- genting
- dataran merdeka
- pasar seni
- back to jakarta
NewerStories OlderStories Home