nostalgia di bukit st. paul

menuju bukit st. paul
travel date: 18 january 2014

"starry nights, city lights coming down over me
 skyscrapers and stargazers in my head
 are we we are, are we we are the waiting unknown
 this dirty town was burning down in my dreams"

#are we the waiting-green day

ada yang suka melihat kota dari ketinggian? lokasi ini wajib dikunjungi jika kau memang penyuka pemandangan seperti itu. tapi aku menyarankan untuk mengunjunginya di siang hari, karena agak creepy di malam hari. minusnya, aku tidak bisa menikmati suasana lampu kota. tapi pemandangan dari bukit st. paul memang lebih ke arah laut dibanding ke kota melaka.
crave stone
how to get there:
- dari stadthuys jalan kaki sedikit menjauh dari red square
- di sebelah kiri ada gerbang masuk untuk mulai menandai bukit st. paul

bukit st. paul awalnya bernama malacca hill sebelum berganti nama menjadi mary's hill pada saat portugis menduduki melaka. portugis membangun lokasi ini sebagai perlindungan kota melaka dari serangan belanda. sebagai perlindungan awal dibangun benteng a famosa yang menghadap ke sungai. sekarang benteng ini hampir musnah akibat serangan belanda selama 7 bulan pada masa itu dan yang tersisa tinggal sebuah gereja yang berada pada posisi lebih tinggi.
pemandangan di dalam dan luar reruntuhan gereja
jangan bayangkan bukit st. paul seperti bukit kebanyakan. untuk mencapai puncaknya, kita cukup melewati tangga landai yang tidak begitu panjang. tidak akan terasa melelahkan karena rute pendek serta pemandangan hijau yang ada disekitarnya. warna rumput hijau kontras dengan jalur merah tangga yang menuju ke atas. suasana ini sangat menyenangkan untuk jalan-jalan sore mengingat hawa tepi pantai dengan angin sepoi-sepoi. kita bisa berpasasan dengan lansia maupun anak-anak yang hiking dan bermain riang sepanjang rute tangga.

puncak bukit menjadi destinasi utama selain karena akhir perjalanan tapi juga karena adanya sebuah bangunan bekas gereja. reruntuhan gereja ini awalnya merupakan bangunan gereja portugis sebelum dibangun gereja baru dengan pengaruh belanda di red squre. walaupun merupakan reruntuhan, tapi gereja ini tidak kehilangan sejarah dan kemegahannya. sayangnya, dengan nilai sejarah yang kental bagunan ini dapat dibilang kurang terawat, sampai tangan patung santo fransiskus xaverius yang di depan gereja dibiarkan patah.
bersama patung st. fransiskus xaverius yang sudah buntung
santo fransiskus xaverius adalah misionaris yang menyebarkan agama katolik di asia. tiba di melaka sebelum bertolak ke makasar untuk karya misionarisnya. kembali lagi ke melaka sebelum melanjutkan perjalanan ke jepang dalam karya yang sama. santo fransiskus xaverius dikenal sebagai salah satu pendiri serikat yesus terutama di asia. mungkin karena itu didirikan patungnya di depan gereja.  

di bagian dalam, sudah tidak tersisa interior gereja, justru mirip dengan makam karena banyak ditemukan nisan-nisan kuno. umur batu nisan bahkan ada yang sejak tahun 1650. walaupun berfungsi sebagai nisan, batu-batu kuno ini memiliki daya tarik khusus karena desain yang menarik. desain dibuat personal sesuai orang yang bersemayam di dalamnya. salah satu yang menarik perhatianku adalah nisan yang menandakan makam sepasang kakak beradik yang meninggal karena penyakit endemik saat itu. mereka dimakamkan dalam satu nisan untuk tetap saling menjaga walau sudah tidak di dunia lagi. seakan mengingatkanku akan betapa eratnya hubungan darah.
nisan yang mengingatkan eratnya hubungan darah
eksteriornya menyisakan batu-batu penyusun dinding yang memberikan nuansa vintage dan mendukung pertunjukan seni dari seniman-seniman jalanan. di satu sisi, pertunjukan ini menarik pengunjung tapi di sisi lain pertunjukan membuatku tidak terlalu merasakan nuansa historikal yang ada di sini.
seniman di atas bukit
lokasi ini memang cocok untuk melihat melaka dari ketinggian dengan pemandangan yang luas. siapkan jaket, syal, atau apapun yang melindungimu dari angin kencang -windbreaker lebih baik-. sungguh, angin kencang di sini sempat membuat kami harus beberapa kali mencari perlindungan. mau merasakan kekuatan anginnya, coba saja datang langsung ke bukit st.paul.
-***-
related posts: 
previous: red square
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment