bangunan merah di dutch square

selamat datang di melaka
travel date: 18 january 2014

"well, the world can be real tough
 why don't you hold on to me
 when there's no one else to love"

#keep me in mind-zan brown band

pernah merasa suntuk dengan kerjaan atau merasa bosan dengan tugas kuliah? ingin kabur sejenak dan melakukan tindakan impulsif? inilah yang kulakukan saat gejala inpulsif itu datang, membeli tiket ke kuala lumpur tanpa punya tujuan kemana-mana. lagi-lagi aku mengajak rista untuk menemani kebodohanku. beruntung dia mau walaupun rencana perjalanan baru kami susun di bandara soekarho-hatta. salah satu rencananya adalah berkunjung ke situs world heritage: red square.

how to get there: 
- dari melaka sentral naik bus nomor 17 (1.5 RM), langsung turun di red square
kompleks bangunan di sekitaran red square
red square atau juga dikenal dengan dutch square merupakan kawasan peninggalan belanda di melaka. kawasan ini dikelilingi dengan bangunan bewarna merah seperti stadthuts dan gereja christ. selain peninggalan belanda, terdapat peninggalan bangsa lain di area kota ini yang menandakan akulturasi budaya pada pintu masuk perdagangan di malaysia saat itu.
red square, melaka
sebelum menjelajahi bangunan merah satu per satu, bus akan melewati jalan dengan deretan bangunan merah di kanan kirinya sebelum akhirnya berhenti di taman yang ada di depan christ church. aku merasa bahwa di sini bukan sekedar tempat wisata tapi juga kota karnaval. tampak berbagai jenis semacam becak hias dengan sekian banyak variasi hiasan dari bunga sampai tokoh kartun. 
mau kemana kita?
tokoh yang paling banyak dijumpai di sini adalah hello kitty. aku tidak menyempatkan diri untuk mencobanya karena selain sayang dengan ringgit yang kupunya, semua destinasi di sini berdekatan, bahkan jika ditempuh dengan berjalan kaki. pertama kali yang kami lakukan adalah menentukan tujuan melalui peta wisata yang dapat diambil gratis di tourist information. pastikan kamera siap digunakan karena lokasi ini sangat photogenic.
chirst church melaka
tujuan pertama, christ church. bangunan gereja yang masih digunakan untuk misa ini selesai dibangun pada tahun 1753. gereja ini menggantikan gereja st.paul, peninggalan portugis, yang berada di st. paul hill. pada awalnya christ church bewarna putih, tetapi karena berada di samping stadthuys yang bewarna merah, akhirnya gereja ini juga dicat dengan warna merah.
bagian dalam chirst church
seperti kebanyakan bangunan belanda, gereja ini juga memiliki pintu lengkung. sedangkan di bagian dalamnya, masih dengan warna aslinya, tembok bercat putih menyangga atap dan jendela tinggi. jendela yang ada saat ini sudah bukan merupakan bentuk asli karena sempat direnovasi oleh inggris untuk meminimalisir nuansa belanda yang tertinggal di dalamnya. di bagian utama terdapat altar bewarna keemasan. selain sebagai tempat ibadah sesuai jadwalnya, tempat ini juga digunakan sebagai salah satu situs wisata. terbukti di bagian pintu masuk terdapat kios souvenir yang buka sampai pukul 5 sore.

di samping gereja terdapat bangunan paling terkenal di sini yaitu stadthuys. kami tidak sempat masuk ke dalam karena sedang dilakukan renovasi. stadthuys dalam bahasa belanda lama bearti alun-alun kota. gedung ini sebelumnya merupakan gedung administrasi pemerintahan belanda selama 300 tahun. sempat digunakan sebagai sekolah gratis pada masa pendudukan inggris dan sekarang dimanfaatkan sebagai museum sejarah dan etnografi yang di dalamnya menyimpan pakaian tradisional dan peninggalan tentang melaka.
air mancur victoria
selain peninggalan pernah adanya sekolah grastis, dari semua bangunan yang ada di red squre, bukti penginggalan inggris yang tersisa adalah air mancur victoria. air mancur ini dibangun untuk memperingati ulang tahun emas ratu victoria. tidak terlalu terkenal memang, tapi air mancur ini masih bisa difungsikan dengan baik jika bukan dalam masa renovasi seperti saat kunjungan kami.
menara jam tan beng swee
menariknya menikmati kawasan ini adalah karena identitas multikultular yang ada di dalamnya. selain pengaruh portugis, belanda dan inggris, masih terdapat pengaruh lain yang kuat tertinggal di red square, salah satunya adalah cina. hal ini terlihat dari dibangunnya menara jam tan beng swee di tengah red square. nama menara ini diambil dari salah satu orang kaya dari cina yang tinggal di melaka dan menyumbangkan tanahnya untuk digunakan sebagai lokasi pemakaman orang cina. 
melaka red square
hanya dengan mengelilingi kawasan ini saja aku sudah mendapatkan pengalaman melihat peninggalan berbagai bangsa. bagaimana jika mengelilingi kota ini lebih dalam? peninggalan bangsa mana lagi yang bisa kutemukan? kau siap untuk menemukannya bersamaku? mari melangkah.
-***-
related posts: 
- next: bukit st. paul 
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment